Tuesday, 16 December 2014

Akhirnya Masyarakat Indonesia Menyetujui Pembangunan Reaktor Nuklir


RAMDAN46 - Itulah penampakaan Reaktor Nuklir di Indonesia . Setelah selama beberapa tahun terkatung-katung tidak ada kejelasan, akhirnya pemerintah mendapat dukungan dari mayoritas masyarakat Indonesia untuk melakukan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) nasional.
Dukungan masyarakat dilihat dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan). Mereka menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memberi dukungan terhadap pembangunan PLTN di Indonesia.
Poling ini menjaring 5 ribu responden, 3 ribu secara nasional, 1.000 di tingkat wilayah Provinsi Bangka Belitung, dan 1.000 pada tingkat cluster (Jawa, Madura, Bali).
"Alasan masyarakat mendukung PLTN, melalui survei yang dilakukan, yakni dapat membuat pasokan listrik stabil dan harganya menjadi murah," ucap Bra Baskoro, lembaga peneliti PT Media Cipta Pesona, di Kantor Batan, Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2014).
Seperti diketahui, secara nasional ada 9,02 persen dari masyarakat yang menginginkan listrik menjadi murah melalui pembangunan PLTN. Untuk wilayah Jamali (Jawa, Madura, Bali) ada sekira 6,83 persen dengan alasan yang sama. Kemudian untuk daerah Bangka Belitung sekira 52.92 persen.
Jajak pendapat sebenarnya mulai dilakukan pada 2010, namun baru sebatas pada wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Hasilnya pun menunjukkan angka yang fluktuatif dari tahun ke tahun.
Tren yang terjadi justru berubah sejak 2012 hingga 2014. Angka penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir meningkat.
Pada 2012, angka penerimaan PLTN secara nasional mencapai 52,9 persen. Kemudian pada 2013, tumbuh menjadi 60,4 persen. Mengejutkan, pada tahun ini naik tajam sekira 72 persen.
Pada wilayah Jamali, angka penerimaan sebesar 74 persen dan Bangka Belitung 57 persen. Hasil jajak pendapat yang dilakukan menggunakan metode random sampling ini, menurut kepala Batan Djarot Wisnubrata, merupakan langkah lembaga untuk mensosialisasikan manfaat PLTN dalam menunjang pembangunan.
"Ini akan menjadi instrumen pengambilan keputusan pembangunan PLTN nantinya," imbuhnya.
Djarot menambahkan, melalui hasil jajak pendapat ini sebenarnya masyarakat sudah tidak mempermasalahkan lagi tentang pembangunan PLTN. Kini yang menjadi fokus, lanjut dia, apakah kita sudah siap dengan SDM, sumber daya bahan bakar nuklir, dan seberapa besar listrik yang bisa dihasilkan oleh PLTN untuk kebutuhan listrik murah.


EmoticonEmoticon