RAMDAN46 - Peneliti di Binghamton University di New York mendapat inspirasi dari kesenian Jepang, origami atau objek yang terbuat dari lipatan-lipatan kertas. Para peneliti kemudian menciptakan baterai yang dapat dilipat-lipat serupa kertas.
Peneliti menciptakan baterai unik yang memiliki kemampuan menciptakan listrik melalui proses respirasi mikroba dalam setetes air kotor pada kertas. Percobaan ini diungkap dalam jurnal ilmiah Nano Energy.
Peneliti mengandalkan cairan yang mengandung bakteri, yang dapat digunakan untuk menghidupkan sensor berbasis kertas. Temuan ini akan berguna sebagai teknologi terapan di kehidupan nyata, apabila akses listrik dan sumber daya mulai langka.
"Banyak tipe dari material organik bisa sebagai sumber bakteri untuk bacterial metabolism," ungkap Seokheun "Sean" Choi, insinyur yang mengembangkan baterai tersebut. Ia mengatakan, inovasi ini tidak memerlukan pompa eksternal atau jarum suntik karena kertas memiliki sifat menyedot melalui kekuatan kapiler.
Baterai juga dapat dilipat ke dalam ukuran yang lebih kecil dan produksi memakan biaya yang lebih sedikit. Teknik lipatan origami dapat diterapkan pada sistem baterai tersebut untuk menciptakan bentuk tiga dimensi dari struktur asli baterai dua dimensi.
Dengan satu baterai ini bisa memberikan daya microwatts yang cukup untuk menjalankan sebuah biosensor. Choi sudah mendapatkan biaya USD300 ribu dari US National Science Foundation untuk mengembangkan sistem self-powered yang dapat menjalankan kertas biosensor secara independen dari perangkat lain.
EmoticonEmoticon